Recents in Beach

header ads

Benarkah 14 Februari Adalah Hari Kasih Sayang?


Pakar kristologi, Irena Handono, dalam akun Facebook pribadinya,
mengungkap peristiwa dibalik tanggal 14 Februari yang selama ini dikenal dengan hari kasih
sayang atau hari valentine. Menurut Irena, sejarah dibalik tanggal tersebut perlu diketahui
kawula muda agar tidak memiliki paham yang salah mengenai valentine.
Ia mengatakan, perayaan valentine identik dengan tradisi penyembahan berhala. Sebelum masa
kekristenan, masyarakat Yunani dan Romawi beragama pagan yakni menyembah banyak Tuhan
atau Paganis-polytheisme.
Mereka memiliki perayaan atau pesta yang dilakukan pada pertengahan Februari yang sudah
menjadi tradisi budaya mereka. “Gereja menyebut mereka kaum kafir,” tulis Irena.
Pada zaman Athena kuno terdapat perayaan Gamelion, atau masa pernikahan Zeus dan Hera.
Sedangkan di zaman Romawi kuno, perayaan itu disebut hari raya Lupercalia, atau peringatan
hari Dewa Lupercus, yaitu dewa kesuburan yang digambarkan setengah telanjang dengan
pakaian dari kulit domba.
Perayaan tersebut berlangsung dari 13 hingga 18 Februari, yang berpuncak pada tanggal 15
Februari. Dua hari pertama (13-14 Februari) dipersembahkan untuk Dewi Cinta, Juno Februata.
Pada masa ini ada kebiasaan Love Lottery, yaitu ketika para wanita muda memasukkan nama
mereka dalam sebuah bejana kemudian para pria mengambil satu nama dalam bejana tersebut
yang kemudian menjadi kekasihnya selama festival berlangsung.
“Seiring dengan invasi tentara Roma, tradisi ini menyebar dengan cepat ke hampir seluruh
Eropa,” jelasnya.
Hal ini menjadi penyebab sulitnya penyebaran agama Kristen yang saat itu tergolong sebagai
agama baru di Eropa. Sehingga untuk menarik jemaat masuk ke Gereja maka diadopsilah perayaan
kafir pagan ini dengan memberi kemasan kekristenan.
Maka Paus Gelasius I pada tahun 469 M mengubah upacara Roma Kuno Lupercalia ini menjadi
Saint Valentine's Day. Ini adalah upaya Gelasius menyebarkan agama kristen melalui budaya
setempat. Menggantikan posisi dewa-dewa pagan dan mengambil St Valentine sebagai sosok suci
lambang cinta.
Ini adalah bentuk sinkretisme agama, mencampuradukkan budaya pagan dalam tradisi Kristen.
Dan akhirnya diresmikanlah Hari Valentine oleh Paus Gelasius pada 14 Februari di tahun 498.
Irene juga menyayangkan remaja Indonesia tidak mengindahkan saran-saran untuk tidak ikut
merayakan valentine. Menurutnya, sebelum melakukan pengadopsian budaya barat, sebaiknya
terlebih dahulu mencari tahu asal usulnya sehingga menjadi tidak salah kaprah.
jadi valentine bukan hari kasih sayang tapi hari perayaan untuk dewa pagan.. nahh lohh