Recents in Beach

header ads

KH. AHMAD WASI’ (BUYA PERTAPAN)

Nama lengkapnya adalah Ahmad Wasi’ul Hasan. Beliau adalah menantu Syekh Nawawi Mandaya bin Muhammad Ali pengarang kitab Murad al Awamil. Hidup sebagai pemuda pada masa perang mempertahankan kemerdekaan. Beliau ikut terjun ke medan perang bersama lascar Sabilillah. Di kisahkan beliau tidak segan-segan memenggal kepala tentara belanda di medan perang.
Jiwa yang keras laksana batu karang kemudian beralih seratus delapan puluh derajat ketika beliau menjalani dunia sufi. Setelah tentara belanda minggat untuk kedua kalinya, KH. Wasi memilih tinggal dipesantren yang berada di kampong halamannya di kampong pertapan kecamatan Binuang kabupaten Serang.
Beliau menjalani dunia sufi bertariqah al Qadiriyah wa Al Naqsyabandiyyah. Guru tariqah beliau adalah Syekh Aliyuddin Salib ulama kharismatik dari Kubak rante Bekasi.
Hari-hari beliau dihabiskan untuk beribadah dan bertaqarrub kepada Allah Swt. Selain setiap hari pula beliau mengajar para santri yang seluruh biaya makan para santri itu ditanggung oleh beliau. Beliau tinggal digubuk bambu kecil di dekat rumahnya. Di tempat inilah beliau mengajar santri dan menerima tamu serta bertawajjuh kepada Allah swt.
Kewaraan dan kejuhudan Buya Pertapan, demikian kemudian beliau dikenal, sudah terkenal oleh khalayak ramai. Beliau tidak mau menggunakan pengeras suara dalam setiap pengajian, khutbah dsb. Beliau juga tidak mau menerima sumbangan dari pemerintah untuk pesantrennya. Jalan akses menuju pesantren yang akan dibangun oleh pemerintahpun ditolak. Batu-batu yang sudah berada dilokasi diminta untuk diangkut kembali.
Ketika perjuangannya selama perang sabilillah mendapat apresiasi pemerintah dan namanya tercatat sebagai veteran perang ia menolak untuk mengambil gajih veteran, karena baginya perjuangan membela Negara tak dapat di ukur oleh rupiah. Dikisahkan pula ketika beliau diundang mendatangi seorang pejabat untuk sebuah alasan yang sangat penting, ketika beliau pulang, pejabat ini menghadiahkan sebuah mobil mewah. Di tengah jalan, mobil mewah ini di jerumuskan oleh beliau ke jurang. Bagi beliau hidup di dunia ini tak memerlukan kemewahan seperti itu.
Ketika penulis selama sebelas hari berada di pesantrennya untuk berijazah tariqah, dan itu adalah nikmat yang sangat besar bagi penulis, karena tidak setiap orang yang berkeinginan menjadi murid tariqahnya diterima, penulis mendapatinya setiap malam selalu merintih dihadapan Allah sampai pagi menjelang.
Kepada murid-murid selain terkenal sebagai guru yang keras mendidik santri, beliau juga sangat perhatian dalam praktik ibadah santri-santrinya. Penulis pernah dipanggil untuk mempraktikan cara bersujud yang baik, kemudian dengan tangan beliau yang mulia kaki penulis disentuh untuk dapat memperaktikan posisi kaki yang sempurna ketika sujud.
Silsilah Tariqah beliau sampai Rasulullah adalah, beliau mengambilnya dari Syekh Aliyuddin salib dari Syekh Abdul Muthallib Karawang, dari syekh Asnawi Caringin, dari syekh Abdul karim tanara, dari syekh ahmad khatib syambas, dari syekh syamsuddin Albagdhadi, dari syekh syarifuddin, dari syekh Muhammad murad, dari syekh Abdul Fattah, dari Syekh kamaluddin, dari syekh Utsman, dari Syekh Abdurrahim, dari Syekh Abu Bakar, dari syekh Yahya, dari Syekh Hisamuddin, dari Syekh waliyuddin, dari syekh Zaenuddin, dari syekh Syarafuddin, dari syekh Syamsuddin, dari Syekh Muhammad Al hatik, dari Syekh Abdul Aziz, dari syekh Abdul qadir Al-jailani, dari syekh Abi said al-mahzumi, dari Abil husain al-Haegari, dari Abil farah Al-tartusi, dari abdul Wahid al-Taimi, dari Abi bakar Dulaf Al-Syibli, dari Junaid Al-baghdadi, dari Sirri Al-siqthi, dari Ma’ruf al-kurhi, dari Ali bin Musa al-ridlo, dari Musa al-kadzim, dari Ja’far al-Siddik, dari Muhammad al-Baqir, dari Ali zaenal Abidin, dari Husain bin Ali, dari Ali bin Abi Tholib dari Rasulullah saw.
Murid-murid beliau banyak yang telah mempunyai pesantren dan menjalani dunia sufi, di antaranya: KH. Mufassir Padarincang, Buya Bahruddin Kasemen, KH. Anjani Bolang, dll. (Oleh: Imaduddin Utsman).
sumber dipostkan kembali oleh ensiklopebanten.wordpress.com