Diceritakan ada seorang ulama baru saja tiba di negrinya selepas mengerjakan ibadah umrah. Kedatangan sang ulama disambut mesra oleh ketiga istrinya di bandara dan masing-masing dari ketiga istri tersebut menginginkan agar sang ulama terlebih dahulu yang mendatangi rumahnya. Mendengar permohonan ketiga istrinya, sang ulama berkata:” Baiklah, saya akan membuat saembara, siapa diantara kalian bertiga yang paling unggul dalam menyebutkan ayat al-Qur’an, maka dialah yang akan aku datangi rumahnya terlebih dahulu.”
Istri pertama, lantaran merasa istri yang lebih terdahulu ia membaca ayat:
وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ . أُولَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ .
Dan orang-orang yang beriman paling dahulu, mereka itulah yang didekatkan kepada Allah, berada dalam jannah kenikmatan (QS Al Waqi’ah; 10-11)
Istri kedua, karna posisi di tengah-tengah ia membaca ayat:
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
Artinya, ”Peliharalah segala shalat kalian, dan (peliharalah) shalat wustha (yang berada di tengah). Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (QS Al-Baqarah [2]: 238).
Istri terakhir tidak mau kalah, ia membaca:
وَلَلْأَخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُوْلَى
“Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).” (QS. Adh-Dhuha: 4)
وَالأَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la: 17)
Sang ulama berkata saembara ini dimenangkan oleh istri ketiga. Istri pertama dan kedua bertanya kepada sang ulama:” Kenapa Istri ketiga yang menang, apa tolak ukurnya?. Sang ulama menjawab: “Kalau sudah urusan akherat, segala urusan dunia kalah tua.”