Recents in Beach

header ads

Tips Menjadi Santri Mandiri



TIPS SANTRI MANDIRI

Bidliddiha tatabayyanul asyaa'. "Dengan memahami makna kebalikannya, menjadi jelaslah sesuatu". Menurut pakar, seorang dikatakan tidak mandiri apabila tidak mau mengembangkan otonominya. Implikasinya, ia cenderung pasif dan pengennya serba instant. Almuhim alladzi zen faqod.

Hidup di lingkungan pesantren adalah kesempatan emas bagi siapa saja yang ingin menumbuhkan maupun mengembangkan sifat kemandirian pada dirinya. Banyak faktor yang mendukung. Cobalah lihat kemudian bandingkan, mana yang lebih banyak antara waktu “bebas” dan waktu “wajib” yang kalian miliki. Tentu prosentase si Bebas lebih besar, yang bermakna kesempatan dan keleluasaan (pastinya keleluasaan-terikat, terikat dengan peraturan-peraturan yang ada) untuk mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang dicanangkan sendiri. Faktor jauhnya jarak dengan keluarga juga berandil besar untuk membantu proses kemandirian.

Berikut beberapa tips sederhananya :

A. Mandiri Mengatur Pengeluaran
  1. Buatlah anggaran dan sisihkan di awal.
    Bagi santri, bulan baru berarti pasokan jajan baru. Disini sebagai santri kita harus mandiri mengatur uang kiriman tadi. Susun anggaran sesuai dengan skala prioritas. Sisihkan di awal, mana yang buat SPP dkk, mana yang buat hal-hal yang mendukung kegiatan studi kita seperti peralatan-peralatan belajar, mandi dkk dan mana yang buat jajan. Sekiranya hal ini tidak dilakukan dari awal bulan, dikhawatirkan nantinya kalian akan kewalahan yang berujung pada perasaan kurang terhadap kiriman yang ada.

  2. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan.
    Makan adalah kebutuhan, tetapi berubah menjadi keinginan jika hanya mau makan di salah satu restoran mahal di Salatiga. Baju koko mungkin tergolong kebutuhan, tetapi menjelma menjadi keinginan jika saat membeli orientasinya adalah baju koko bermerk dan mahal. Tentunya hal ini tidak bisa digeneralisir pada semua santri, toh beberapa santri ada yang jajan per-bulannya berkelebihan. Tetapi hal ini bukan dijadikan ajang untuk berboros ria, santri mandiri dituntut untuk mengatur se-efisien mungkin pengeluarannya, kemudian sisa yang ada dialokasikan untuk hal-hal yang berguna lainnya atau ditabung.
B. Mandiri Merawat Kesehatan
  1. Makan teratur
    Banyak santri yang memiliki pantangan buat makan di math'am, sehingga begitu berat melangkahkan kaki kesana pada jam-jam makan. Biasanya pola makan yang tidak teratur mengundang penyakit. Santri yang mandiri harus bisa mensiasati hal ini. Walaupun mungkin ia tidak menyukai lauk yang tersedia di math'am, ia harus mencari alternatif lain, membeli lauk dimaqsof misalnya.
  1. Istirahat cukup
    Selain harus mandiri mengatur pola makan, santri juga harus mandiri mengatur waktu istirahatnya. Kurang istirahat bisa berimbas lemasnya fisik, sehingga tidak fokus belajar.

C. Mandiri Menjaga Motivasi Belajar

Salah satu problem utama santri PIA adalah rentan futur. Tiap kita pasti pernah merasakannya. Nah, saat futur, kemandirian santri akan diuji. Maka ada yang berlarut-larut dalam kefuturannya dan mencari-cari cara yang tidak diperbolehkan pesantren untuk melampiaskannya. Santri yang mandiri akan mencari solusi dan tidak hanyut dalam kefuturan tadi. Dia akan berupaya mendapatkan kembali stimulus motivasi belajarnya, bisa internal dan eksternal. Internal, dengan membangun kembali semangat belajar dalam diri, menyadari bahwa keberadaannya di pesantren adalah amanah. Eksternal, dengan meminta nasihat kepada asatidzah dan selektif memilih teman.