Recents in Beach

header ads

Tips Sukses Belajar di Pondok Pesantren

Tips Ketika Masa Belajar
Tetap berkomunikasi : Usahakan untuk tetap rutin berkomunikasi dengan anak, bisa sebulan sekali atau 2 pekan sekali, agar tetap terjadi hubungan batin antara kita dan anak. Disarankan tidak hanya berkomunikasi langsung lewat telp atau Hp tapi juga tetap membudayakan surat menyurat karena pesan atau nasehat dengan surat mempunyai kesan yang lebih mendalam dan mudah untuk dibaca kembali apabila anak perlu semangat dan motivasi bahkan disaat sedang rindu rumahpun terkadang surat yang pernah dikirimkan orang tua bisa menjadi pengobat rindu.
Beri Motivasi : Menuntut ilmu banyak tantangannya apalagi harus jauh dari orang tua. Karenanya orang tua harus pintar – pintar memberikan semangat dan motivasi kepada anak. Hargailah setiap perkembangan keilmuan dan amalnya walaupun sedikit, karena hal ini akan menyemangatinya untuk mendapat yang lebih banyak lagi.
Berikan usulan solusi dari permasalahan yang dihadapi anak : Harus berhubungan dengan banyak orang tentu berpotensi memunculkan masalah belum lagi masalah yang memang muncul dari diri sendiri, karenanya orang tua harus bisa membantu mencarikan solusi dari masalah yang dihadapi anaknya tapi jangan terlalu campur tangan, agar anak mempunyai kepercayaan diri menyelesaikan masalahnya.
Komunikasikan  dengan pihak – pihak terkait di pondok : Selain tetap berhubungan dengan anak, penting sekali bagi orang tua untuk berkomunikasi dengan ustadz atau pembimbingnya di pondok, agar selain mendapatkan informasi dari anak kita juga bisa mendapatkannya dari para asatidzah dan pihak terkait di pondok terutama yang langsung berhadapan dengan para santri seperti bagian dengan kesantrian dan kepengasuhan, apakah itu berkaitan dengan masalah yang dihadapi ataupun tertang perkembangan anak kita.
Ketika Liburan Tiba
Hargai keberadaan anak di rumah : Ketika anak sedang liburan kita sambut keberadaannya dengan penuh suka cita, kita sampaikan bahwa kegembiraan kita itu disebabkan karena mau menuntut ilmu agama.
Ajak bersilaturrahmi : Ajak anak anda untuk bersilaturrahmi dengan saudara–saudaranya, karena selama dipondok mereka jarang bertemu dengan sanak saudara mereka.
Murojaah bersama : Hal ini penting dilakukan agar semangat belajar mereka tetap terjaga, silakan kita belajar bersama dengan mereka baik murojaah hafalan kita atau mengulangi membaca catatan kita tentang kajian yang telah kita hadiri, hal ini akan menyadarkan mereka bahwasanya orang tuanya juga belajar sebagaimana mereka juga belajar.
Carikan aktifitas : Untuk mengisi waktu luang selama liburan pondok bekali mereka pendidikan keterampilan yang belum mereka dapat di pondok, ajak untuk menghadiri tempat tempat kajian sunnah yang ada, atau minta mereka untuk mengajarkan ilmunya kepada orang lain, baik khutbah, kultum, TPA, ataupun sekedar mengajari adik mereka membaca al Qur’an.
Memantau kegiatan anak selama liburan : Ketika liburan santri cenderung suka melakukan hal – hal yang tidak bisa mereka lakukan ketika mereka di pondok, mereka ingin mencoba hal yang baru, atau merasa bebas dari kekangan peraturan pondok sehingga terkadang ketika liburan mereka melakukan hal yang tidak hanya melanggar peraturan pondok bahkan melanggar aturan syariat, oleh karena itu  orang tua harus memantau kegiatan mereka selama liburan.
Berikan apresiasi dari ilmu yang telah di dapat anak : Ajak mereka berdialog sampaikan perasaan gembira  kita selaku orang tua yang memiliki anak yang mau belajar menuntut ilmu agama, dengarkan. apa yang mereka rasakan, bagaimana pengalaman mereka selama dipondok, hargai apa yang telah mereka dapatkan selama di pondok
Agar belajar berlanjut
Menuntut ilmu banyak godaannya, ujiannya berat dan penuh dengan rintangan, apalagi harus terpisah jauh dari orang tua. Anak-anak di usia yang masih labil, mudah berubah pendirian terkadang hari ini mereka kerasan belajar di pondok besok hari sudah ingin keluar dan meninggalkan pondok. Kita selaku orang tua harus bijak menyikapi hal ini, berikut tips yang semoga bisa bermanfaat bagi orang tua yang anaknya sudah atau akan belajar di pesantren.
Do’akan mereka : Sesungguhnya Allah jualah yang membolak balikkan hati manusia. Mohon kepada Allah agar anak kita istiqomah dalam menuntut ilmu, diberi bimbingan dan kemudahan didalamnya.
Ajak dialog : Ajak anak anda berdialog sampaikan argumentasi kenapa dia harus belajar di pondok, yakinkan kalau jauhnya dia dari orang tua bukan karena dibenci atau dibuang, dengarkan permasalahannya, carikan solusi dan upayakan sehingga dia bisa menerima dengan lapang dada.
Berikan kesempatan mereka untuk berkreatifitas atau menyalurkan bakatnya : Di pesantren begitu banyak kegiatan yang dibuat untuk menyalurkan bakat dan kreatifitas santri, namun terkadang hal ini tidak memuaskan anak anda, karenanya lihat dan perhatikan minat, bakat dan kecenderungan anak anda, tinggal anda arahkan dan yakinkan selama minat dan bakatnya itu tidak melanggar syar’i  anda akan mendukungnya dan hal itu tidak bertentangan dengan belajarnya dia di pesantren. Dia tetap bisa menyalurkan bakat dan minatnya tanpa harus meninggalkan belajarnya di pesantren.  Â 
Mengarahkan untuk melanjutkan ke jalur yang sama
Terkadang anak bersikeras tidak mau melanjutkan belajarnya di pesantren, jangan dipaksakan apabila memang sudah tidak bisa dikompromikan, tapi upayakan agar anak anda tetap berada dijalur pendidikan yang mengajarkan agama yang benar, sehingga keluarnya anak anda dari pesantren tidak membawa musibah baginya dan bagi anda.
TIPS BAGAIMANA MENGELOLA KONFLIK
Hampir semua santri pernah merasakan konflik dengan temannya, konflik itu bentuknya bisa macam – macam, ada yang hanya beda pendapat, saling marahan hingga perkelahian yang melibatkan fisik. Jadi, hampir tidak ada santri yang terbebas dari konflik Pengalaman konflik akan terus berulang meskipun kita tidak menyukainya. Dari pengalaman inilah kemudian para santri akan mempunyai bekal untuk menghadapi konfik dimasa yang akan datang. Konflik menjadi tidak baik manakala mereka tidak bisa mengelola konflik tersebut, apalagi bila orang tua terlalu ikut campur dalam menyelesaikannya, akhirnya mereka tidak belajar apapun dari konflik yang terjadi. Mereka tidak terlatih untuk menghadapi konflik dan menyelesaikannya sendiri.Disini butuh peran serta asatidzah dan orang tua agar santri bisa mengelola konflik yang terjadi diantara mereka.Dengan kita membantu mengelola konflik maka kita mengajarkan kepada mereka bagaimana mengelola kehidupan.
Hal yang Bisa Asatidzah dan Orang Tua Lakukan
  • Ingatkan mereka bahwa Allah menjadikan hikmah atas sesuatu yang terjadi menimpa kita, termasuk diantaranya adalah konflik ini.
  • kita bantu mereka untuk menghilangkan sifat-sifat jelek yang ada dalam dirinya, yang akhirnya dirinya akan mampu menyesuaikan sifat-sifat yang ada sehingga bisa bergaul dengan temannya dan lebih mampu untuk mengelola dirinya.
  • Ajak mereka untuk berlatih agar dapat mengendalikan amarah dan emosinya.
  • Munculkan  kesadaran bahwasanya untuk menyelesaikan masalah tidak harus selalu dengan kekerasan.
  • Ingatkan mereka akan hal – hal yang telah mereka pelajari berkaitan tentang persaudaraan islam, tentang hak dan kewajiban dan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan , serta jeleknya berpecah belah.
  • Sampaikan tentang keutamaan sabar dan memberi maaf atas kesalahan orang lain.