Recents in Beach

header ads

TERJEMAH NASHOIHUL 'IBAD



Fasal 30Telah berkata Asy-Syibli, “Jika engkau telah merasakan nikmatnya pertemuan (wushlah  –  dekat dengan Allah
SWT) niscaya engkau akan mengerti rasa pahitnya perpisahan (Qathi’ah-yaitu jauh dari Allah Ta’ala) . karena
sesungguhnya berjauhan dari Allah SWT merupakan siksaan yang besar bagi AhluLlah ta’ala. Dan termasuk
salah satu dari do’a SAW adalah ,”Allahummarzuqny ladzatan nadzari ilaa wajhiKal Kariim, wasyauqu ilaa
liqaaiK”. (Yaa Allah berikanlah kepadaku kelezatan dalam memandang wajah-Mu yang Mulia dan rasa rindu
untuk bertemu dengan-Mu)
Fasal 31
Diriwayatkan dari Nabi SAW, sesungguhnya Beliau bersabda, “Barang saiapa yang pada waktu pagi hari
(memasuki waktu subuh) dalam keadaan mengadu kepada manusia tentang kesulitan hidupnya, maka seakan-akan ia telah mengadukan Tuhannya. “.
Sesungguhnya pengaduan selayaknya hanya kepada Allah karena pengaduan kesulitan hidup kepada Allah
termasuk do’a. adapun mengadu kepada manusia menunjukkan tidak adanya ridha dengan pembagian Allah
Ta’ala sebagaimana diriwayatkan dari AbdiLlah bin Mas’ud RA, telah bersabda RasuluLlah SAW, “Maukah
kamu semua aku ajari sebuah kalimat yang diucapkan Musa AS ketika melintasi lautan bersama bani israil ?“.
kami semua menjawab ,”Baik Yaa RasuluLlah”. RasuluLlah SAW bersabda,”Ucapkanlah kalimat ‘Allahumma
laKal hamdu wa ilaiKal Musytakay wa Antal Musta’aan wa laa haula walaa quwwata illa biLlahil ‘Aliyyil
‘Adhiim” (Yaa Allah segala puji hanya untuk-Mu, dan hanya kepadamulah tempat  mengadu, dan Engkaulah
Penolong dan tiada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Dzat Yang Maha Tinggi dan
Maha Agung. Maka berkatalah Al-A’masy, Tidaklah kami pernah meninggalkan membaca kalimat tersebut
sejak kami mendengarnya dari Syaqiq Al-Asady Al kuufy.
Barang siapa pada waktu pagi hari berduka atas perkara duniawi, maka sesungguhnya ia telah marah kepada
tuhannya. Artinya, barang siapa yang bersedih karena urusan dunia, sesungguhnya ia telah marah kepada
Tuhannya, karena ia tidak  ridha dengan qadha’ (takdir Allah) dan tidak bersabar atas cobaan-Nya dan tidak
beriman dengan kekuasaan-Nya. Karena sesungguhnya apa saja yang terjadi di dunia ini adalah atas qadha Ilahi
Ta’ala dan atas kekuasaan-Nya.
Dan barang siapa yang merendahkan  diri kepada orang kaya karena melihat kekayaannya, maka hilanglah 2/3
agamanya. Artinya bahwa disyari’atkannya penghormatan manusia kepada orang lain adalah karena alasan
kebaikan dan ilmunya bukan karena kekayaannya. Karena sesungguhnya orang yang memuliakan harta,
sesungguhnya ia telah menyia-nyiakan ilmu dan amal shaleh. Telah berkata Sayyidy Syaikh Abdul qadir Al-Jailany RA, “Tidak boleh tidak bagi seorang muslim pada setiap keadaannya selalu dalam tiga keadaan,yang
pertama melaksanakan perintah, kedua  menjauhi larangan, dan ketiga ridha dengan pembagian Tuhan.” Dan
kondisi minimal bagi seorang mukmin adalah tidak terlepas dari salah satu dari tiga keadaan tersebutdi atas,
32. telah berkata Sayidina Aby Bakar As-Shidiq RA, “Tiga perkara yang tidak akan dapat diperoleh dengan tiga
perkara lainnya. Artinya ada tiga perkara, dimana tiga perkara tersebut tidak akan dapat diperoleh dengan tiga
perkara, yaitu yang pertama Kekayaan dengan hanya berangan-angan. Sesungguhnya kekayaan tidak dapat
diperoleh hanya  dengan berangan-angan akan tetapi dengan pembagian dari Allah. yang ke dua Muda dengan
bersemir. Maka tidak akan dapat diperoleh kemudaan usia hanya dengan menyemir rambut dan lain sebagainya.
Yang ketiga, Kesehatan dengan obat-obatan.



Fasal 32Dari Abu Bakar As-Shidiq RA, “Tiga perkara tidak dapat di capai/didapatkan dengan tiga perkara lainnya : 1.
Kekayaan dengan angan-angan. Artinya tidaklah kekayaan itu dapat diperoleh hanya dengan berangan-angan
tanpa kerja nyata, dan pembagian dari Allah. 2. Muda usia dengan semir. Artinya tidaklah akan diperoleh
keadaan menjadi muda hanya karena disemirnya rambut dan sebagainya. Akan tetapi orang yang sudah
bertambah usia (tua) tidaklah mungkin berubah menjadi muda kembali meskipun dengan rambut disemir atau
yang lainnya. Dan umur akan terus berjalan hingga akhirnya habislah umur itu kembali menghadap sang
Khaliq. 3. Dan kesehatan dengan menggunakan obat-obatan. Artinya kesehatan tidak dapat diperoleh dengan
mengkonsumsi obat-obatan akan tetapi sesuai sunnah Allah harus dengan menjaga diri dengan makanan yang
halal dan olah raga secara teratur serta rajin beribadah.



Fasal 33Dari Sahabat Umar RA, “bersikap kasih sayang dengan manusia adalah setengah dari sempurnanya aka”l.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hiban dan Thabrani dan Baihaqi dari Jabir bin abdiLlah dari Naby  SAW
bersabda, “Berperilaku baik terhadap manusia adalah shadaqah”. Artinya berperilaku yang baik terhadap
manusia melalui ucapan dan perbuatan pahalanya sama dengan orang yang bersedekah. Dan sebagian dari
suritauladan Naby dalam bersikap baik dalam pergaulan adalah beliau tidak pernah mencela makanan dan
menghardik pelayan dan tidak pernah memukul  wanita termasuk isteri beliau. Dan yang lebih tepat untuk
perilaku yang baik ini adalah meninggalkan kesenangan duniawi karena tuntutan agama. Dan rajn bertanya
(kepada Ulama) adalah setengah dari ilmu. Karena ilmu akan dipeorleh apabila kita rajin bertanya terhadap
segala sesuatu yang kita tidak tahu. Dan rajin bekerja adalah setengah dari penghidupan. Karena dengan rajin
bekerja kita akan memperoleh rizki sebagai bekal untuk kelangsungan hidup kita.



Fasal 37- 38Makalah  ke 37. dari Nabi Dawud AS, Diwahyukan di dalam kitab Zabur,  –  Wajib bagi orang yang berakal
untuk tidak menyibukkan diri kecuali dalam tiga hal :
1. Mempersiapkan bekal untuk perjalanan ke akhirat.
2. Bergaul dengan pergaulan yang baik.
3. Bekerja dengan baik mencari rizki yang halal untuk bekal ibadah kepada Allah karena mencari rizkiyang
halal adalah wajib hukumnya.
Makalah  ke 38. dari Abu Hurairah RA. Nama beliau adalah AbduRrahman bin Shakhr. Beliau berkata, telah
bersabda Naby SAW Ada tiga perkara yang menyelamatkan (dari adzab), tiga perkara yang merusakkan
(membawa orang kepada kerusakannya), tiga perkara meningkatkan derajat (beberapa tingkatan di akhirat), tiga
perkara menghapuskan dosa. Adapun tiga yang menyelamatkan adalah
1. Takut kepada Allah dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan.
2. Sedang dalam faqir dan kekayaan.
3. Seimbang dalam ridha dan marah (yaitu Ridha karena Allah dan marah karena Allah).
Adapun (tiga) yang merusakkan adalah
1. bakhil yang bersangatan (dengan tidak mau memberikan apa yang menjadi hak Allah dan haq makhluk).
Dalam riwayat lain bakhil yang diperturutkan. (Adapun apabila sifat bakhil itu ada dalam diri seseorang akan
tetapi tidak diperturutkan, maka tidaklah yang demikian ini merusakkan karena sifat bakhil adalah sifat yang
lazim ada pada manusia).
2. Hawa nafsu yang selalu diikuti.
3. Dan herannya (‘ujub) manusia terhadap diri sendiri. (Artinya seseorang memandang dirinya dengan
pandangan  kesempurnaan dirinya disertai lalai terhadap ni’mat Allah Ta’ala dan merasa aman dari hilangnya
ni’mat itu).
Adapun yang meninggikan derajat adalah
1. Menebarkan salam (artinya menebarkan salam kepada orang lain yang dikenal maupun yang tidak dikenal).
2. Memberikan hidangan makanan (kepada tamu atau orang yang menderita kelaparan).
3. Dan shalat pada waktu malam sedang manusia sedang tertidur lelap (yaitu mengerjakan shalat tahajud pada
tengah malam ketika orang-orang sedang lalai dalam ni’matnya tidur).
Adapun yang dapat menghapus dosa adalah
1. Menyempurnakan wudhu pada saat yang sulit (artinya menyempurnakan wudhu pada saat udara sangat
dingin dengan menjalankan sunah-sunahnya).
2. Malangkahkan kaki untuk mengerjakan shalat berjama’ah.
3. Menunggu shalat sesudah shalat (Untuk mengerjakan shalat berikutnya di masjid yang sama).



Fasal 39-43Makalah ke 39 :
ﺖﯿﻣ ﻚﻨﺌﻓ ﺖﺌﺷ ﺎﻣ ﺶﻋ ﺪﻤﺤﻣ ﺎﯾ مﻼﺴﻟا ﮫﯿﻠﻋ ﻞﯾﺮﺒﺟ لﺎﻗ , ﺔﻗرﺎﻔﻣ ﻚﻨﺌﻓ ﺖﺌﺷ ﻦﻣ ﺐﺒﺣأو , ﮫﺑ ىﺰﺠﻣ ﻚﻨﺌﻓ ﺖﺌﺷ ﺎﻣ ﻞﻤﻋاو ,
Jibril As berkata, “Ya Muhammad hiduplah  sesuka engkau karena sesungguhnya engkau akan meninggal
dunia. Dan cintailah orang yang engkau suka karena engkau pasti akan berpisah (disebabkan kematian).Dan
beramalah sesuka engkau karena engkau akan di beri pahala atas amal itu.



Makalah ke 40 :ﻟا لﺎﻗ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﮫﻟا ﻞﺻ ﻲﺒﻨ : ﮫﻠﻇ ﻻا ﻞﻇﻻ مﻮﯾ ﮫﺷﺮﻋ ﻞﻇ ﺖﺤﺗ ﷲا ﻢﮭﻠﻈﯾ ﺮﻔﻧ ﺔﺛﻼﺛ . هرﺎﻜﻤﻟا ﻰﻓ ﺊﺿﻮﺘﻤﻟا , ﻢﻠﻈﻟا ﻰﻓ ﺪﺟﺎﺴﻤﻟا ﻰﻟا ﻰﺷﺎﻤﻟاو ,
ﻊﺋﺎﺠﻟا ﻢﻌﻄﻣو .
Tiga golongan yang akan mendapatkan naungan  ﷲا  di bawah naungan ‘arsy-Nya pada hari dimana tidak ada
naungan kecuali  naungan-Nya. 1 orang yang berwudhu pada waktu yang sangat berat (dingin bersangatan). 2.
orang yang pergi ke masjid dalam kegelapan )untuk mengerjakan shalat berjama’ah). 3. Orang yang memberi
makan orang yang kelaparan.



Makalah ke 41 :ﮫﯿﻠﻋ ﻢﯿھاﺮﺑﻻ ﻞﯿﻗ مﻼﺴﻟا , " ءﺎﯿﺷا ﺖﺛﻼﺜﺑ لﺎﻗ ؟ ﻼﯿﻠﺧ ﷲا كﺬﺨﺗا ﺊﯿﺷ يﻷ : هﺮﯿﻏ ﺮﻣأ ﻰﻠﻋ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﷲا ﺮﻣا تﺮﺘﺧا , ﺎﻣو ﻰﻟ ﷲا ﻞﻔﻜﺗ ﺎﻤﺑ ﺖﻤﻤﺘھا ﺎﻣو
ﻒﯿﻀﻟا ﻊﻣ ﻻا ﺖﯾﺪﻐﺗ ﺎﻣو ﺖﺸﯿﻌﺗ
Ditanyakan kepada Nabi Ibrahim AS, “Dengan sehingga  ﷲا  menjadikan engkau sebagai kekasih ?” Maka Ia
menjawab, “Dengan tiga hal, Aku memilih melaksanakan perintah  ﷲا  daripada perintah selainﷲا. Dan aku tidak
bersedih hati atas apa yang telah  ﷲا  tanggung untukku (dari rizki). Dan tidak sekali-kali aku makan malam atau
makan pagi kecuali bersama-sama dengan tamu.
Telah diriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim AS berjalan satu mil atau dua mil untuk mencari orang yang maudijak
makan bersamanya.



Makalah ke 42 :ءﺎﻤﻜﺤﻟا ﺾﻌﺑ ﻦﻋ : ﺺﺼﻐﻟا جﺮﻔﺗ ءﺎﯿﺷا ﺔﺛﻼﺛ 1   ﻲﻟﺎﻌﺗ ﷲا ﺮﻛذ , 2   ﮫﺋﺎﯿﻟوأ ءﺎﻘﻟو , 3   ءﺎﻤﻜﺤﻟا مﻼﻛو
Diriwayatkan dari sebagian ahli hikmah (orang-orang yang pandai mengobati penyakit hati). Tiga perkara dapat
menghilangkan kesusahan. 1 Dzikir kepada ﷲا dengan lafadz apapun seperti banyak membaca kaliamat ﷲاﻻا ﮫﻟاﻻ
dan kalimat  ﷲﺎﺑﻻاةﻮﻗﻻﻮﻟﻮﺣﻻ, atau dengan bermunajat kepada-Nya. 2 Bertemu kekasih / Aulia-Nya dari para
ulama dan orang-orang saleh. 3 Mendengarkan kalam (nasihat) para hukama’ (orang yang menunjukkan kepada
kebajikan dunia dan akhirat).



Makalah ke 43 ﮫﻨﻋ ﷲا ﻲﺿر ىﺮﺼﺒﻟا ﻦﺴﺣ ﻦﻋ : ﻢﻠﻋﻻ ﮫﻠﺑدأ ﻻ ﻦﻣ ﮫﻟ , ﮫﻟ ﻦﯾدﻻ ﮫﻟﺮﺒﺻﻻ ﻦﻣو , ﮫﻟ ﻰﻔﻟزﻻ ﮫﻟ عروﻻ ﻦﻣو .
Dari Hasan Al Bashri RA, Barang siapa yang tidak memiliki adab/etika (kepada ﷲا  dan kepada makhluk) maka
tiadalah ilmu baginya. Barang siapa yang tidak memiliki kesabaran (karena menanggung bala’ dan
menanggung disakiti oleh makhluk, dan atas beratnya menjahui maksiyat dan atas melaksanakan kewajiban),
maka tiadalah agama baginya. Barang siapa yang tidak wara’ (dari yang haram dan syubhat) maka tidak  ada
pujian (martabat) baginya di hadapan ﷲا dan tiada kedekatan baginya kepada ﷲا


Di poskan oleh santri ISBANA Al-bantani
di nukil dari http://pondok-tugung.blogspot.com
semoga bermanfaat