Recents in Beach

header ads

TERJEMAH NASHOIHUL 'IBAD



Fasal 20 
Makalah ke dua puluh : (Dikatakan sesungguhnya kesempurnaan akal adalah mengikuti apa yang diridhai Allah
dan meninggalkan apa yang dimurkai Allah). artinya apa saja yang tidak seperti konsep di atas adalahkegilaan /
tak berakal.



Fasal 21Makalah  ke Dua puluh satu : (Tidak ada keterasingan bagi orang yang mulia akhlaknya, dan tidak ada tempat
yang terhormat bagi orang-orang yang bodoh ). Artinya seseorang yang bersifat memiliki ilmu dan amal maka
sesungguhnyania akan dihormati diantarea manusia di mana saja berada. Oleh karena itu di mana saja berada
layaknya mereka seperti di negeri sendiri dan dihormati. Sebaliknya orang yang bodoh adalah kebalika nnya
meskipun di negeri sendiri mereka merasa asing.



Fasal 22Makalah  ke duapuluh dua : Barang siapa yang baik dalam keta’atannya kepada Allah maka dia akan terasing
diantara manusia). Artinya orang yang merasa cukup dengan menyibukkan seluruh waktunya untuk ta’at
kepadan Allah maka ia akan terasing diantara manusia.



Fasal 23Makalah  ke Dua puluh tiga : (Dikatakan bahwa gerakan badan melakukan keta’atan kepada ALlah adalah
petunjuk tentang kema’rifatan seseorang sebagaimana gerakan anggota badan menunjukkan / sebagai dalil
adanya kehidupan di dalamnya). Artinya, bahwa ekspresi  ketaatan serang hamba dalam menjalankan perintah
Allah maka yang demikian itu adalah petunjuk /a dalil kema’rifatannya kepada ALlah. Apabila banyak amal
ta’at maka menunjukkan bahwa banyak pula ma’rifatnya kepada Allah dan apabila sedikit ta’at, maka
menunjukkan pula sedikit ma’rifat, karena sesungguhnya apa yang lahir merupakan cermin dari apa yang ada di
dalam bathin.



Fasal 24Makalah  ke duapuluh empat : Nabi SAW bersabda, (Sumber segala perbuatan dosa adalah cinta dunia,) dan
yang dimaksud dari dumia adalah sesuatu yang lebih dari sekedar kebutuhan. (Dan sumber segala fitnah adalah
mencegah / tidak mau mengeluarkan sepersepuluh dan tidak mau mengeluarkan zakat).



Fasal 25Makalah  ke Duapuluh lima : (Mengaku merasa kekurangan dalam melakukan ta’at adalah selamanya terpuji
dan mengakui akan kekurangan / kelemahan dalam melakukan ta’at adalah tanda-tangda diteimanya amal
tersebut) karena dengan demikian menunjukkan tidak adanya ujub dan takabur di dalamnya.



Fasal 26Makalah  ke Dua puluh enam : (Kufur ni’mah adalah tercela) maksudnya adalah dengan tidak adanya syukur
ni’mat menunjukkan rendahnya nafsu. (dan berteman dengan orang bodoh) yaitu orang yang menempatkan
sesuatu bukan pada tempatnya padahal ia mengetahui akan keburukan sesuatu tersebut. (adalah keburukan)
yaitu tidak membawa berkah . Oleh karena itu janganlah berteman dengannya disebabkan karena buruknya
akhlak / keadaan tingkah lakunya karena sesungguhnya tabi’at itu dapat menular.



Fasal 27Makalah ke Duapuluh tujuh : Disebutkan dalam syair….
Wahai yang disibukkan oleh dunia
Sungguh panjangnya angan-angan telah menenggelamkan mereka
Bukankah mereka selalu dalam keadaan lupa – kepada Allah
Hingga dekatlah ajal bagi mereka
Sesungguhnya kematian datangnya mendadak
Dan kubur adalah tempat penyimpanan amal
Addailamy meriwayatkan hadits dari RasuluLlah SAW yang bersabda, “Meninggalkan kenikmatan dunia lebih
pahit dari pada sabar, dan lebih berat daripada memukulkan pedang di jalan Allah. Dan tiada sekali-kali orang
mahu meninggalkan kenikmatan dunia melainkan Allah akan memberi sesuatu seperti yang diberikan kepada
para Syuhada’. Dan meninggalkan kenikmatan dnia adalah dengan menyedikitkan makan dan kekenyangan,
dan membenci pujian manusia karena sesungguhnya orang yang suka di puji oleh manusia adalah termasuk
mencintai dunia dan kenikmatannya. Dan barang siapa menginginkan kenikmatan yang sesungguhnya maka
hendaklah ia meninggalkan kenikmatan dunia dan pujian dari manusia”.
Dan Ibnu Majah telah meriwayatkan sesungguhnya RasuluLlah SAW bersabda, “Barang siapa yang niatnya
adalah untuk akhirat, niscaya Allah akan mengumpulkan kekuatan baginya dan Allah membuat hatinya menjadi
kaya, dan dunia akan mendatanginya  dalam keadaan hina. Dan barang siapa yang niatnya dunia maka Allah
akan menceraiberaikan segala urusannya, dan Allah menjadikan kefakiran di depan kedua belah matanya  dan
tiadalah dunia akan mendatanginya kecuali apa yang telah tertulis untuknya”.



Fasal 28Makalah ke Dua puluh delapan : Dari Aby Bakr Asy-Syibly RahimahuLlahu Ta’ala, Beliau tinggal di Baghdad,
berkawan dengan Syaikh Abul Qasim Junaidy Al-Baghdady bahkan menjadi murid beliau, dan beliau hidup
hingga usia 87 tahun, wafat pada tahun 334 H dan dimakamkan di Baghdad. Dimana beliau termasuk pembesar
para sufi dan para ‘arif biLlah. Beliau berkata di dalam munajatnya :
Wahai Tuhanku…
Sesungguhnya aku senang
Untuk mempersembahkan kepadaMu semua kebaikanku
Sementara aku sangat faqir dan lemah
Oleh karena itu wahai Tuhanku,
Bagaimana Engkau tidak senang
Untuk memberi ampunan kepadaku atas segala kesalahanku
Sementara Engkau Maha Kaya
Karena sesungguhnya keburukanku tidak akan membahayakanMu
Dan kebaikanku tidaklah memberi manfaat bagiMu
Dan sesungguhnya  sebagian orang yang mulia telah memberikan ijazah agar dibaca setelah melaksanakan
shalat Jum’at 7 kali dari bait syair sebagai berikut
Ilahy lastu lil firdausi ahla
Walaa aqway ‘ala naaril jahiimi
Fahably zallaty wahfir dzunuuby
Fa innaka ghaafirul dzanbil ‘adziimi
Wa ‘aamilny mu’aamalatal kariimi
Watsabbitny ‘alan nahjil qawwimi
(Hikayat) Sesungguhnya Syaikh Abu Bakr As-Syibly datang kepada Ibnu Mujaahid. Maka segeralah Ibnu
Mujaahid mendekati As-Syibly dan mencium tempat diantara kedua mata beliau. Mmaka ditanyakanlah kepada
Ibnu Mujaahid akan perbuatannya yang demikian, dan beliau berkata, “Sesungguhnya aku melihat RasuluLlah
SAW di dalam tidur dan sungguh beliau SAW telah mencium Syaikh Abu Bakr As-Syibly. Ketika itu berdirilah
Nabi SAW di depan as-Syibly dan beliau mencium antara kedua mataAs-Syibly. Maka aku bertanya, ‘Yaa
RasuluLlah, apakah benar engkau berbuat yang demikian terhadap As-Syibly ?’. RasuluLlah SAW menjawab,
‘benar, sesungguhnya dia tidak sekali-kali mengerjakan shalat fardhu melainkan setelah itu membaca Laqad jaa
a kum Rasuulum min anfusikum ‘aziizun ‘alaiHi maa ‘anittum chariisun ‘alaikum bil
mukminiinarra’uufurrahiim faintawallau faqul chasbiyaLlaahu laaIlaaha Illa Huwa ‘alaiHi tawakkaltu waHuwa
Rabbul ‘Arsyil ‘adziim….setelah itu dia /As-Syibly mengucapkan salam ShallaLlaahu ‘alaika Yaa
Muhammad”. Kemudian aku tanyakan kepada As-Syibli mengenai apa yang dibacanya setelah shalat fardhu,
maka beliau menjawab seperti bacaan tadi….



Fasal 29Makalah ke duapuluh sembilan :
Telah berka Asy-syibly, “Apabila engkau menginginkan ketenangan bersama Allah, maka bercerailah dengan
nafsumu.” Artinya tidak menuruti apa yang menjadi keinginannya. Telah ditanyakan keadaan Asy-Syibly di
dalam mimpi setelah beliau wafat, maka beliau menjawab,’ Allah Ta’ala berfirman kepadaku,’Apakah engkau
mengetahui dengan sebab apa Aku mengampunimu ?’
Maka aku menjawab, ‘Dengan amal baikku”.
Allah Ta’ala berfirman,’Tidak’.
Aku menjawab, ‘Dengan ikhlas dalam ubudiyahku ‘.
Allah Ta’ala berfirman, ‘Tidak’.
Aku menjawab,’Dengan hajiku dan puasaku ?’
Allah Ta’ala berfirman, ‘Tidak’.
Aku menjawab, ‘Dengan hijrahku mengunjungi orang-orang shaleh untuk mencari ilmu“.
Allah Ta’ala berfirman,’Tidak’.
Akupun bertanya, ‘Wahai Tuhanku, kalau begitu dengan apa ?“
Allah Ta’ala menjawab, ‘Apakah engkau ingat ketika engkau berjalan di Baghdad kemudian engkau mendapati
seekor anak kucing yang masih kecil dan lemah karena kedinginan, dan ia emnggigil karenanya. Kemudia n
engkau mengambilnya karena rasa kasihan kepada anak kucing itu dan engkau hangatkan ia ?”
Aku menjawab, ‘Ya’.
Maka berfirmanlah Allah Ta’ala, ‘Dengan kasih sayangmu kepada anak kucing yang masih kecil itulah Aku
menyayangimu’.


Di poskan oleh santri ISBANA Al-bantani
di nukil dari http://pondok-tugung.blogspot.com
semoga bermanfaat