Recents in Beach

header ads

Mari, Gunakan Otak Anda

Tulisan ini berkaitan erat dengan nilai ukur intelektual dan intelegensi seseorang baik dalam level genius maupun strata berpikir nasional yang dimiliki banyak orang. Baiklah, saya mulai tulisan ini dengan pertanyaan yang diajukan seseorang kepada Einstein. Pertanyaannya adalah, ada berapa kaki (sekitar 30 cm) dalam satu mil? Bagaimana einsten menjawab. Ia mengatakan, “saya tidak tahu, mengapa saya harus mengisi otak dengan fakta yang dapat saya temukan dalam waktu dua menit di dalam buku acuan standar?” Einsten mengajarkan suatu pelajaran yang amat besar, ia merasa lebih penting menggunakan otak untuk berpikir daripada menggunakannya sebagai gudang ilmu pengetahuan. Kita sering mendengar bahwa ilmu pengetahuan merupakan kekuatan, akan tetapi pernyataan ini hanya benar separuhnya saja, pengetahuan adalah kekuatan potensial, tidak akan menjamin anda menjadi kaya atau ulama, bukan jaminan hidup sukses, banyak orang yang di sekolahnya bernilai raport rata rata 7 kebawah tapi dirumahnya menjadi kyai, sering saya mendengar kisah heroik dari para mustahik, betapa banyak orang pandai di pondok ini tapi kepandaian yang dimiliki tidak menjamin mereka jadi orang mulia. Di negara barat, kebanyakan orang kaya berasal dari mereka yang berhenti saat mengenyam bangku kulyah. Mengapa? Banyak alasan yang menjadi penyebab tidak suksesnya seseorang, tapi saya akan membahas dalam artikel ini bahwa, berpikir yang menghasilkan ilmu itu lebih berharga ketimbang seribu ilmu yang anda dapat dengan membaca atau mendengar dari orang lain tapi tidak melalui hasil pemikiran anda sendiri. Rosulullah bersabda “tafakur satu jam lebih baik daripada ibadah satu tahun”. Yah, tradisi tafakur telah membuat banyak orang menjadi sukses dan berhasil. Dalam tulisan ini, saya bukan berarti mengajak anda mengaggungkan otak atau subjektivitas berpikir itu sendiri sehingga mengalahkan dalil al-Quran maupun hadits. tidak, saya hanya berhasrat mengajak anda menggunakan rasionalisme budaya berpikir yang menghasilkan jutaan ilmu-ilmu baru, bahwa otak anda sebenarnya diciptakan bukan tempat untuk menyimpan ilmu pengetahuan, tapi lebih tepatnya adalah tempat anda berpikir. Akan sangat sia-sia jika banyak orang yang bertanya tapi tidak pernah sekalipun memikirkan esensi jawaban itu sendiri, banyak orang cerdas dan pintar tapi tidak pernah bisa menulis karena mereka bukan orang yang suka mikir, banyak kita mendengar para ulama salaf yang dulunya di pesantren cuma melinting rokok guru, setelah dirumah malah jadi orang alim yang menulis banyak kitab karena mereka menggunakan otaknya untuk berpikir, contoh dalam hal ini adalah syekh nawawi banten dan para penulis salaf tempo doeloe. Jangan bangga jika anda pintar di sekolah, jangan dulu bertingkah sombong jika anda bisa menjawab satu dua pertanyaan yang diajukan murid-murid anda, sebab kepintaran yang anda miliki bukan prestasi yang menjamin anda sukses, ini adalah fakta dan ini benar-benar sangat nyata. Negara kita sudah terlalu penuh dengan orang pintar baik yang sok tahu maupun yang banyak cing cong, tapi sedikit dari mereka yang mau berpikir, bias memecahkan masalah, dapat memikirkan gagasan dan ide. Merekalah yang sebenarnya dapat bermimpi dan kemudian mengembangkan mimpinya kedalam aplikasi praktis dunia nyata. Bukan mereka yang mudah bermimpi dan membacot kata-kata puitis nan indah yang didapat bukan dari metodologi berpikir. Tidak aneh, jika banyak orang kaya mengatakan kepada anak-anaknya, jangan percaya kepada sekolah, tapi percayalah pada komitmenmu menggapai apa yang kau inginkan, banyak ulama yang mengatakan, ilmu ibarat pisau bermata dua, yang semuanya bergantung pada hati, jika hatimu kotor, ilmu akan menyesatkanmu, jika hatimu bersih, ilmu akan memimbingmu, banyak diantara mereka yang mengatakan, keberhasilan banyak dicapai berkat doa kiyai dan wasilah yang mereka sodorkan kepada guru-guru mereka. Banyak yang ingin menjadi penulis besar, tapi sedikit dari mereka yang mau berpikir besar. Kuncinya bermula dari kata berpikir untuk mencapai keberhasilan dalam mewujudkan mimpi-mimpi anda. Jadi, mari berpikir mulai dari sekarang, sebab otak anda tidak sepenuhnya diciptakan untuk menerima ilmu tapi sekaligus juga untuk berpikir agar menghasilkan jutaan ide dan ilmu-ilmu baru, bukankah begitu sobat? Sekarang, mari gunakan otak anda. Wallahu A’lam.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/asepbahtiar/mari-gunakan-otak-anda_567ac728d37a614a1585b92d