Recents in Beach

header ads

PDIP Tidak Perlu Memaksa Jokowi Melakukan Reshuffle Jilid II, Tidak Semua Reshuffle Itu Benar

Di Amerika, Presiden ibarat superhero paling diagungkan, atau menjadi budak di kasta paling bawah, seperti the vice god, presiden harus tahu baik buruk negaranya, sedih bahagia masyarakat, rusak dan lancar kinerja pejabatnya. Saat ahmad basharah, wasekjen pimpinan pusat PDIP meminta jokowi agar melakukan reshuffle terhadap kinerja para pejabat. Sebaiknya, presiden tidak terlalu buru-buru mengganti, berpikirlah logis akan dampak dikemudian hari jika terjadi reshuffle jilid II. Di china, pernah seorang hakim paling berani bernama Bao meminta kepada Kaisar Song Renzong agar memecat beberapa pejabat yang terlibat korupsi, termasuk Guru Besar Liu Pang, ayah mertua kaisar, dalam kurun 30 tahun, Bao telah mereshuffle 30 orang pejabat tinggi atas tuduhan korupsi, kolusi, melalaikan tugas, dan lain-lain. Hasilnya memang tokcer, membuat Negara semakin maju, tapi Bao dimusuhi semua pejabat. Di Amerika, saat penjualan Macintosh turun drastis tahun 1980. Sculley menawarkan strategi pemasaran untuk menghindari krisis tersebut yang kemudian ditolak Steve Jobs. Kesal dengan sikap Jobs, Sculley dengan dukungan salah satu pendiri Apple Mike Markulla akhirnya mengeluarkan Jobs dari perusahaan. Di waktu bersamaan, setelah keluarnya Jobs, Sculley terus memoles Apple dengan ide-ide brilian agar keluar dari masa-masa sulit. Membujuk sejumlah perusahaan software agar bekerjasama dengan Macintosh dan menemukan pasar baru di desktop publishing (DTP). Setelah pemecatan Jobs, Sculley lah orang paling berjasa yang membuat penjualan Macintosh meningkat kembali. Di daratan singapure, Jimmy Wee yang kurang beruntung, karena menderira sakit neurofibromatosis, sebuah kondisi dimana kulitnya penuh dengan tonjolan mirip bisul. Sudah 3 bulan sulit mencari pekerjaan. Sampai akhirnya ia dipekerjakan di sebuah restoran sebagai bagian pencuci piring. Seorang pelanggan melihat penyakit yang diderita Jimmi, meminta pemilik restoran agar memecatnya, alih alih, bukan memecat Jimmi, si Bos malah rela kehilangan pelanggannya tersebut, media mencium peristiwa ini dan mengabarkan di media-media setempat, menempatkan kisah Jimmi dan Bos nya di Headline news singapur membuat penasaran banyak orang, ramailah restouran itu. Di Indonesia, Tahun 1950, pernah mengalami masa krisis pemerintahan akibat demokrasi Liberal yang membuat Negara ini mengonta ganti perdana mentri sampai 7 kali, Mohammad Natsir, Sukiman Wirjosandjojo, Wilopo, dan lain-lain yang tak membuat Negara aman, malah menimbulkan gejolak dimana-mana. Di Amerika, tahun 1981, PATCO, serikat federal pengendali lalu lintas udara mogok besar-besaran, Presiden Ronald Reagan mengatakan. jika pengendali lalu lintas udara tidak melaporkan untuk bekerja dalam waktu 48 jam, mereka akan kehilangan pekerjaannya. Benar saja, mereka menentang ancaman sang presiden sehingga membuat Reagan memecat hampir semua karyawan PATCO, tentang sikap Reagan ini Sebuah karya referensi di administrasi publik menyimpulkan, "memecat karyawan PATCO tidak hanya menunjukkan tekad yang jelas sang presiden untuk mengambil kendali birokrasi, tetapi juga mengirimkan ancaman yang nyata kepada sektor swasta agar mereka tidak lagi perlu ditakuti". Abdurrahman Wahid, presiden satu ini gemar memecat dan merushuffle mentri-mentri dan bawahannya yang dianggap melakukan tindak korupsi, bahkan Jusuf Kalla dipecat dari kursi Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Tak hanya JK, Gus Dur juga mendepak Laksamana Sukardi dari kursi Menteri Negara BUMN. Gus Dur berdalih keduanya terlibat kasus korupsi meski tidak pernah dibuktikan secara akurat. Pemecatan terhdap JK dan Sukardi memperburuk hubungan Gus Dur dengan Partai Golkar dan PDIP. Di era SBY, beberapa pejabat dan mentri juga tercium melakukan tindakan korupsi, berbeda dengan Gus Dur, SBY tak memecat langsung secara gegabah, ia lebih banyak bertahan dan mendiamkan terlebih dulu sambil berharap jajaran di bawahnya sadar diri dan mundur tanpa dikomando. Di Era SBY hanya Andi Mallarangeng dan Suryadharma Ali yang tersangkut korupsi hingga mengundurkan diri. Bagaimana dengan Jokowi?? melihat fakta dan sejarah dari berbagai pemecatan pejabat dan karyawan, tidak sepenuhnya melakukan Reshuffle itu benar, percayalah, air tidak akan kotor jika sumbernya tidak tercampur bau amoniak busuk dari lumpur dan sampah, bisa jadi, pejabat dan mentri yang terindikasi korupsi adalah kelalaian dari pimpinan utamanya. Walau di reshuffle sampai 30 jilid pun, jika system dan pemimpinnya tidak baik, maka tetap rusak pula bawahannya. Wasalam.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/asepbahtiar/pdip-tidak-perlu-memaksa-jokowi-melakukan-reshuffle-jilid-ii-tidak-semua-reshuffle-itu-benar_567c5899907e61150e5a3061