Recents in Beach

header ads

Ujung Kulon Wisata Andalan Banten yang Dianaktirikan

PANDEGLANG – Tidak kaget bila depdagri menghadiahkan renking ke-2 dari bawah untuk Propinsi Banten dalam beberapa hal penting, mengingat masyarakat Banten sendiri sudah tahu dan merasakan betapa sarana-prasarana di Banten sangat minim alias tidak pernah diurus selama kepemimpinan Atut Chosiyah. Jalan-jalan yang merupakan sarana paling penting saja hamper diatas 70% rusak dan kondisnya dibilang sangat parah. Salah satunya jalan menuju pusat pemerintah propinsi Banten yang sangat ‘maaf’ memilukkan. Betapa tidak, jalan pusat kota (menuju kantor pemerintahan) hancur dan berlubang, bagaimana jalan-jalan propinsi yang dipedesaan?
Salah satnya, jalan menuju wisata Internasional Ujung Kulon, wisata andalan Banten yang sudah dibilang go public, tapi jalan menuju ‘kandang badak’ ini hancur luluh bagai habis terkena bom atom. Salah satu kepala desa yang berhasil diwawancarai kontributor Bantenpost, Adsa Wijaya (Kades Taman Jaya – Kec. Sumur ) mengatakan keprihatinanya kepada pemerintah propinsi Banten.
“Saya berharap agar jalan akses menuju Taman Wisata Ujung Kulon segera di aspal. Jalan akses mulai dari Sumur sampai ke Tanjung Lame, Ujung Kulon saat ini dalam keadaan rusak berat, sehingga hanya kendaraan tertentu saja yang bisa melewatinya”, tuturunya saat berbincang dengan kontributor Bantenpost kemarin di Dermawag Kapal Taman Jaya Ujung Kulon.
Adsa Wijaya, juga menambahkan bahwa telah puluhan tahun jalan akses Ujung Kulon belum tersentuh aspal. “Ya memang sudah puluhan tahun sih belum diperbaiki. Pemerintah Propinsi Banten melalui dinas Perikanan dan kKelautan memang sudah melakukan penturapan pinggir pantai disepanjang jalan panis, itu karena sudah terkena abrasi parah bahkan disaat pasang sering kali air laut sampai ke rumah penduduk,” katanya.
Kades yang murah senyum ini menuturkan perihal potensi wisata Taman Ujung Kulon. “walaupun jalan akses dalam keadaan rusak namun para wisatawan tak pernah berhenti mengunjungi taman Nasional Ujung Kulon. Bayangkan, jika jalannya bagus, pasti yang dating kesini semakin banyak dan itu pasti menambah PAD Propinsi Banten. Bahkan selama ini banyak yang berkunjung dari mancanegara”, paparnya.
Disisi lain, Adsa Wijaya juga sedikit mengeluhkan perihal pemasukan dari wisata yang begitu besar, namun kontribusi kemasyarakat setempat belum dirasakan . “Banyak wisatawan yang berkunjung bahkan dari Amerika, Eropa, Jepang dan lain sebagainya, tapi semuanya hanya membayar retribusi ke Taman Nasional saja atau ke WWF, sementara kami sebagai pihak pemerintah desa hanya mendapatkan informasi saja tidak lebih dari itu,” ujar Adsa Wijaya sambil tersenyum sekaligus berharap kepada pemerintah.
Salah satu warga desa Taman Jaya yang juga bekerja sebagai pengantar wisatawan, Ibro, mengharapkan kepada pemerintah pemprov bisa memperhatikan maksimal wisata Ujuang Kulon, dan tentunya memperhatikan masyarakat setempat. “Kami sangat prihatin sebenarnya dengan keadaan ini, di satu sisi taman Nasional Ujung Kulon sering di kunjungi wisatawan, namun di sisi lain juga belum ada kontribusi kongkret dari para wisatawan terhadap pengembangan ekonomi masyarakat setempat. Kami masyarakat disini berharap agar kedepan keberadaan taman Nasional Ujung Kulon juga bisa mendongkrak kesejahteraan kehidupan masyarakat Taman Jaya dan desa lainya sepanjang jalan akses Ujung Kulon. (yus/zie)
Sumber: bantenpost