Recents in Beach

header ads

Rukun Shalat yang Ke Delapan: Duduk antara Dua Sujud



Pada kesempatan ini kami akan mencoba menguraikan tentang rukun salat yang ke delapan yaitu : duduk antara dua sujud.
Duduk antara dua adalah duduk yang dilakukan setelah sujud pertama berfungsi sebagai pemisah sujud pertama dan kedua. 
Nabi SAW bersabda: 
ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا
Artinya: kemudian tegaklah sehingga tetap sebentar dalam posisi duduk. (HR. Abu Hurairah) 

Duduk antara dua sujud mesti dilakukan dengan bangun dari sujudnya secara menyengaja, artinya bukan karena ada sebab yang lain seperti disengat oleh binatang, terkejut dan sebagainya. Karena itu, jika ia bangun dari sujud karena demikian maka harus mengulangi dari sujudnya kembali. Duduk antara dua sujud tidak boleh dilakukan terlalu cepat tanpa adanya thuma`ninah (berhenti sejenak) dan juga tidak boleh berlama-lama dengannya (menyamai ukuran bacaan tasyahud yang wajib), karena ia adalah termasuk rukun yang pendek (qashir). 

Hal-hal yang disunatkan ketika duduk antara dua sujud
  1. Membaca takbir ketika mengangkat kepala dari sujudnya.
  2. Duduk secara iftirasy, yaitu duduk di atas tumit kakinya yang kiri sedangkan kaki kanan ditegakkan secara lurus serta menghadapkan jari kaki kanannya ke arah kiblat. 
  3. Meletakkan kedua tangannya di atas dua paha mendekati dengan dua lututnya.
  4. Jari-jari tangannya dibentangkan dengan rapat (bukan direnggangkan).
  5. Membaca doa berikut ini :
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافَنِي وَاعْفُ عَنِّي

Bagi yang shalat sendirian (munfarid) dan imam jamaah mahshurin disunatkan untuk menambahkan doa di bawah ini : 
رَبِّ هَبْ لِي قَلْبًا نَقِيًّا مِنْ الشِّرْكِ بَرِيًّا لَا كَافِرًا وَلَا شَقِيًّا
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَتَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إنَّك أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ
Ya Tuhanku, berikanlah bagiku hati yang bersih dari syirik dan bukan hati yang kufur dan celaka.
Ya Tuhanku, ampunkanlah dosaku dan kasihinilah diriku, dan ampunkanlah bagiku apa yang Engkau ketahui, sesungguhnya engkau adalah yang Maha Megah lagi Pemurah.

Di bawah ini adalah gambar tampak dari belakang cara duduk iftirasy yang di sunnahkan.


Referensi:
Hasyiah al-Syarwany wa Ibn Qasim ‘Ala Syarh Tuhfat al-Muhtaj juz 2 h. 77