Recents in Beach

header ads

Dukun Itu Bernama Mbah Jokowi

Saya tegaskan lagi, Jokowi itu bukan Presiden, kenapa, karena dia belum membuktikan janji-janji nya terhadap negri ini, dia seperti dukun menurut saya, mempunyai daya magis tinggi, bayangkan, beberapa kawan di kompasiana ini mengeluh, sudah bergabung satu dua bulan yang lalu belum juga mendapat verifikasi, sedangkan saya, baru tiga hari di sini sudah mendapat verifikasi hijau dari tuan rumah, ini semua terjadi berkat jampi jampi setelah saya menulis artikel tentang kharisma dukun mbah Jokowi. Di Indonesia ini, hanya dukun satu satunya manusia yang bisa membuat paradigma, fenomena tak masuk rasio menjadi serba mungkin, bayangkan, saudara saya mengidap penyakit kencing manis, sudah dua tahun bolak-balik ke rumah sakit dan bergonta-ganti dokter, hasilnya tetap nihil, suatu hari, seorang tetangga menyarankannya untuk pergi ke dukun di Rangkasbitung, ajaib, baru satu minggu, saudara saya sudah terlihat cengar-cengir kembali, saya tanya, memang kamu sudah sembuh? Biasanya kan di rumah terus, dia jawab, saya sudah berobat ke dukun, badan saya diusap lalu keluarlah gula-gula pasir dan nanah dari tangannya, setelah itu badan saya menjadi agak baikan, gedek, saya hanya menggelengkan kepala menyaksikan fenomena perdukunan itu. bukankah ini ajaib? Beberapa fenomena perdukunan bahkan sudah masuk ke media cetak dan elektronik, di salah satu TV swasta, saya melihat, entah itu rekayasa dari sutradara atau tidak, sebuah paku keluar dari dalam perut si pasien, bagaimana mungkin seorang manusia bisa memasukan paku kedalam perut tanpa merobek dan melukai bagian kulit luar, kembali lidah saya berdecak kagum menyaksikan hal tak masuk di otak itu. Apa itu dukun?. Saya jiplak dari Wikipedia, “Dukun adalah orang yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi seperti mantra, guna-guna, dan lain sebagainya, yang terdapat di Asia tenggara seperti di Indonesia, Malaysia, Brunei dan Singapura”. Tapi tidak semua orang yang bisa mengobati di sebut dukun, sayyidina Ali di panggil oleh Rasulullah, saat itu Ali sedang sakit mata, Rasulullah meludahi mata Ali dan sembuh seketika. Qatadah bin Nu’man bercerita, Pada waktu Perang Uhud, aku menjaga wajah Rasulullah dari serangan anak panah, yang akhirnya ada sebuah anak panah mengenai biji mataku. Aku mengambilnya dengan tangan dan berusaha mendatangi Rasulullah. Ketika baginda Nabi melihat apa yang ada di telapak tangan ku,  beliau berlinangan air mata seraya bersabda,  “Ya Allah, peliharalah mata Qatadah sebagaimana dia telah pelihara wajah Nabinya dengan wajahnya (dari serangan anak panah). Jadikanlah kedua matanya lebih baik dan lebih elok serta tajam”.  Ajaib, seketika itu pula Qatadah bisa melihat kembali. Apakah dengan adanya fenomena di atas, Rasulullah lantas di sebut Dukun?? Bila ada golongan sepihak mengatakan “percaya kepada dukun adalah musyrik dan kafir” maka ia telah gegabah melawan perintah tuhan, bukankah tuhan menyuruh kita agar percaya kepada hal-hal gaib? Hari kiamat, siksa dan nikmat kubur, termasuk pula fenomena ilmu gaib si dukun. Bagi orang dungu seperti saya, dukun terbagi dua, dukun yang berilmu putih dan berilmu hitam. Bagaimana membedakan keduanya? Mudah sekali, dukun ilmu putih meminta kepada Allah, membaca jampi-jampi menggunakan ayat Al-Quran, sedangkan dukun berilmu hitam meminta kepada jin dan setan dengan menggunakan jampi jampi yang tidak menggunakan asma' Allah. Jokowi. Bagi nalar saya bukan seorang presiden, sebab presiden seharusnya bisa mengubah kehidupan rakyatnya menjadi lebih baik, selama ini, bagi orang bodoh seperti saya, Jokowi belum berbuat apa-apa terhadap negri ini, yang saya rasakan justru untuk membeli bensin dan rokok saja saya sampai pergi berhutang. Saya menyebutnya mbah Jokowi, karna dia lebih seperti dukun, dengan mencatut namanya saja, rating tulisan saya melesat jauh mendapat nilai tinggi dan si Admin kompasiana langsung memberi saya lampu hijau berupa Verifikasi. Setidaknya, sampai saya tidak lagi berhutang untuk membeli rokok, Jokowi belum layak di sebut Presiden di hati saya. Wallahu A’lam

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/asepbahtiar/dukun-itu-bernama-mbah-jokowi_567e4a7685afbdf106f94bfd