Recents in Beach

header ads

Energi Tabarukan: Ketika Jokowi Sadar Ada Yang Mengancam Planet Bumi

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).“ (Qs. ar-Rum : 41)  Pemanasan global atau global warming menjadi salah satu fenomena alam yang banyak menyedot perhatian dunia, bumi yang kita tempati saat ini telah mengalami perubahan demikian cepat, dimana kutub-kutub es mencair, gunung berapi meletus dimana-mana, hutan terbakar, hujan dan kemarau yang tidak lagi bisa diprediksi datangnya. Disadari atau tidak, saat ini, bumi yang kita pijak, tak lagi menjadi tempat paling damai, tapi lebih seperti monster yang menganga siap menelan kita mentah-mentah. Kerusakan-kerusakan alam itu bukan tanpa sebab, jika boleh mencari kambing hitam, manusialah yang menjadi penyebab utamanya, dimana banyak aktifitas tak berkesudahan dari cerobong–cerobong asap industri, penambangan dan pengerukan perut bumi yang tak mengenal henti, penebangan kayu hutan yang serakah hingga menyebabkan air hujan turun dari atas gunung begitu deras menyebabkan banjir dimana-mana, bangunan megah ditinggikan dengan tidak memikirkan lahan hijau untuk menetralisir Co2 dan karbon dioksida. Dampak dari keserakahan manusia ini juga menyebabkan ozon di atmosfer bumi menipis, meningkatkan semakin panasnya sinar matahari yang jatuh ke bumi, mengakibatkan rusaknya kesehatan, kanker, turunnya daya tahan tubuh, rusaknya lingkungan, daun menjadi kering, hutan terbakar, terjadi mutasi genetic, berkurangnya makanan di laut, punahnya ekosistem terumbu karang, berkurangnya produksi perkebunan, pertanian dan lain-lain. Bersyukur, gejala kerusakan alam ini disadari Jokowi, pemerintah dengan tegas berkomitmen untuk mengembangkan Energi Tabarukan, memanfaatkan sumber daya alam yang begitu besar, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua. Dengan mengambil manfaat dari sumber yang tak mengenal habis, dari sana pemerintah bisa menciptakan listrik, gas, minyak dengan memanfaatkan tumbuhan, matahari, angin, laut dan lain sebagainya. Program pengembangan Energi tabarukan bukan maslah lama, kesemuanya mandek karna selalu terkendala biaya besar, solusinya, pemerintah akan memungut sumbangan dari masyarakat sebesar Rp 200/liter Bahan Bakar Minyak, berlaku per 5 januari 2016. Pro Kontra Beberapa pemerhati ekonomi menyayangkan pemerintah terlalu berlebihan dengan meminta subsidi dari masyarakat, padahal dalam sejarahnya, pemerintahlah yang selalu mensubsidi rakyat, bagi saya sendiri, ini bukan lagi soal harga, tapi soal kehidupan anak cucu kita, dimana bumi yang kita tempati saat ini, bisa membuat nyaman ditempati kemudian hari. Apalah arti uang banyak, hidup makmur tapi badan tidak sehat, manusia mengeluarkan banyak uang hanya demi bisa kentut, jika dengan Rp200 bisa memberi kehidupan layak buat masa depan anak-anak kita, hal tersebut bukan lagi masalah berat. Jika benar dana subsidi tersebut digunakan untuk pengembangan energi tabarukan, di masa depan, kita tidak akan lagi melihat tiang-tiang listrik dengan kabel-kabel ruwet bergelantungan, mobil dan motor tidak lagi mengeluarkan asap kotor, dan kehidupan manusia menjadi lebih sehat dan berharga. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Wallahu A’lam

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/asepbahtiar/energi-tabarukan-ketika-jokowi-sadar-ada-yang-mengancam-planet-bumi_567e9743347b614307b7af1e